Nama : Debby Mutiara Ananda
NIM : F1C11006
Fakultas
: SAINS DAN TEKNOLOGI
Prodi : KIMIA S1
IKATAN SIGMA
Dalam
kimia, ikatan sigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang paling
kuat. Ikatan sigma dapat dijelaskan dengan jelas untuk molekul diatomik
menggunakan konsep grup simetri. Dalam pendekatan formal ini, ikatan σ adalah
simetris terhadap rotasi di sumbu ikat. Dengan definisi ini, bentuk ikatan
sigma yang umum adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan sebagai sumbu
ikat). Teori kuantum juga mengatakan bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri
sama akan bercampur. Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah
fungsi gelombang orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu. Ruang lingkup
percampuran ini tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri.
Untuk
molekul homodiatomik. orbital σ yang berikatan tidak memiliki bidang simpul di
antara atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ* ditentukan dengan
keberadaan sebuah bidang simpul antara dua atom yang berikatan ini.
Oleh
karena ikatan sigma adalah jenis ikatan kovalen yang paling kuat,
elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sebagai elektron
sigma. Simbol σ adalah huruf Yunani untuk s. Ketika ikatan ini dilihat dari
atas, MO σ mirip dengan orbital atom s.
Ikatan σ antara dua
atom: lokalisasi rapatan elektron
Ikatan sigma dalam senyawa poliatomik
Ikatan
sigma ini didapatkan dari orbital-orbital atom yang tumpang tindih. Konsep
ikatan sigma diperluas untuk menjelaskan interaksi ikatan yang melibatkan
ketumpangtindihan cuping tunggal sebuah orbital dengan cuping tunggal lainnya.
Sebagai contoh, propana dideskripsikan mengandung 10 ikatan sigma,
masing-masing untuk dua ikatan C-C dan delapan ikatan C-H. Ikatan σ pada
molekul poliatomik ini sangat ter-delokalisasi dan berlawanan dengan konsep dua
orbital satu ikatan. Terlepas dari masalah ini, konsep ikatan σ sangatlah
berguna, sehingga digunakan secara luas.
Ikatan sigma dalam senyawa yang
berikatan rangkap banyak
Senyawa-senyawa
yang memiliki ikatan rangkap, seperti etilena dan kromium(II) asetat memiliki
ikatan sigma di antara ikatan rangkap tersebut. Ikatan sigma ini ditambahi
dengan ikatan π seperti pada etilena dan bahkan dengan ikatan &delta
seperti pada kasus kromium(II) asetat untuk membentuk ikatan rangkap.
Dalam
ilmu kimia, sintesis kimia adalah kegiatan melakukan reaksi kimia untuk
memperoleh suatu produk kimia, ataupun beberapa produk. Hal ini terjadi
berdasarkan peristiwa fisik dan kimia yang melibatkan satu reaksi atau lebih.
Sintesis kimia adalah suatu proses yang dapat direproduksi selama kondisi yang
diperlukan terpenuhi.
Sintesis
kimia dimulai dengan pemilihan senyawa kimia yang biasa dikenal dengan sebutan
reagen atau reaktan. Proses ini membutuhkan pengadukan dan dilakukan di suatu
wadah reaksi seperti reaktor kimia atau sebuah labu reaksi sederhana. Beberapa
reaksi membutuhkan prosedur tertentu sebelum menghasilkan produk yang
diinginkan. Jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu sintesis kimia dikenal
dengan istilah perolehan reaksi (dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
yield). Umumnya, perolehan reaksi dinyatakan sebagai berat dalam satuan gram
atau sebagai persentase dari jumlah produk yang secara teoritis dapat
dihasilkan. Dalam suatu sintesa kimia, terdapat kemungkinan adanya reaksi
samping yang menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Reaksi samping
menyebabkan turunnya perolehan produk yang diinginkan. Bila menginginkan produk
dengan kemurnian yang tinggi, tahap pemurnian perlu dilakukan dengan melakukan
proses pemisahan.
Dibandingkan
dengan sintesis senyawa anorganik, sintesis senyawa organik jauh lebih sukar.
Kelahiran kimia organik dinisbahkan pada sintesis urea CO(NH2)2 (suatu senyawa
organik umum) dengan memanaskan amonium sianat (senyawa anorganik), pertama
dilakukan oleh kimiawan Friedrich Wöhler (1800-1882). Hanya akhir-akhir ini
saja desain dan sintesis senyawa yang diinginkan mungkin dilakukan.
Reaksi
yang digunakan dalam sintesis organik dapat digolongkan menjadi dua golongan :
1. pembentukan ikatan karbon-karbon
2. pengubahan gugus fungsi
Bagi
bidang sintesis organik pembentukan ikatan C-C dan pengubahan gugus fungsi
seperti roda kendaraan. Tidak pantas menanyakan mana yang lebih penting.
Berbagai reaksi pembentukan ikatan C-C telah dilaporkan. Berdasarkan gaya
dorong reaksinya, reaksi ini dapat digolongkan atas tiga jenis, kondensasi
aldol, reaksi Grignard dan reaksi Diels-Alder.
A. Kondensasi
aldol
Kondensasi
aldol adalah sebuah reaksi organik antara ion enolat dengan senyawa karbonil ,
membentuk β-hidroksialdehida atau β-hidroksiketon dan diikuti dengan dehidrasi,
menghasilkan sebuah enon terkonjugasi.
Kondensasi
aldol sangatlah penting dalam sintesis organik karena menghasilkan ikatan
karbon-karbon dengan baik. Kondensasi aldol umumnya didiskusikan pada pelajaran
kimia organik tingkat universitas. Dalam bentuk yang biasa, ia melibatkan adisi
nukleofilik sebuah enolat keton ke sebuah aldehida, membentuk β-hidroksi keton,
atau sebuah "aldol" (aldehida + alkohol), sebuah unit struktural yang
dijumpai pada molekul alami dan obat-obatan.
Nama
kondensasi aldol juga umumnya digunakan untuk merujuk reaksi aldol itu sendiri
yang dikatalisasi oleh aldolase (terutama dalam biokimia). Namun reaksi aldol
sebenarnya bukanlah sebuah reaksi kondensasi karena ia tidak melibatkan
pelepasan molekul yang kecil.
Reaksi
antara keton dengan aldehida (kondensasi aldol silang) atau antara dua aldehida
juga dinamakan Kondensasi Claisen-Schmidt. Nama reaksi ini berasal dari Rainer
Ludwig Claisen dan J. G. Schmidt yang secara terpisah mempublikasi topik ini
pada tahun 1880 dan 1881.
Mekanisme
Bagian
pertama reaksi ini adalah sebuah reaksi aldol, sedangkan bagian kedua reaksi
ini adalah reaksi dehidrasi. Dehidrasi dapat diikuti oleh dekarboksilasi ketika
terdapat sebuah gugus karboksil yang aktif. Produk adisi aldol dapat
didehidrasi via dua mekanisme, yakni mekanisme enolat yang menggunakan basa
kuat dan mekanisme enol yang menggunakan katalis asam.
Jenis-jenis
kondensasi
Adalah
penting untuk membedakan kondensasi aldol dari reaksi adisi senyawa karbonil
lainnya.
·
Ketika
basa yang digunakan adalah amina dan senyawa hidrogen aktifnya mampu
mengaktivasi reaksi, reaksi ini dinamakan kondensasi Knoevenagel.
·
Dalam
reaksi Perkin, aldehida bersifat aromatik dan enolat dihasilkan dari sebuah
anhidrida.
·
Kondensasi
Claisen melibatkan dua senyawa ester.
·
Kondensasi
Dieckmann melibatkan dua gugus ester pada molekul yang sama dan menghasilkan senyawa
siklik.
·
Reaksi
Henry melibatkan sebuah aldehida dan senyawa nitro alifatik.
·
Anulasi
Robinson melibatkan keton α,β-takjenuh dan sebuah gugus karbonil.
·
Pada
reaksi Guerbet, sebuah aldehida, yang dihasilkan secara in situ dari alkohol,
berswakondensasi membentuk alkohol dimer.
Proses aldoks
Dalam
bidang industri, proses Aldok yang dikembangkan oleh Royal Dutch Shell dan
Exxon mengubah propilena dan syngas secara langsung menjadi 2-etilheksanol via
hidroformilasi menjadi butiraldehida, kondensasi aldol menjadi 2-etilheksenal
dan akhirnya hidrogenasi.
B. Reaksi Grignard
Reaksi
Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis Auguste Victor Grignard (1871-1935)
di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah reaksi pembentukan metilmagnesium
iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara alkil halida (metil iodida dalam
contoh di bawah ini) dan magnesium dalam dietil eter kering.
CH3I + Mg –> CH3MgI
Anda
pasti melihat bahwa magnisium terikat langsung dengan karbon. Senyawa semacam
ini yang sering disebut sebagai reagen Grignard dengan ikatan C-logam
dimasukkan dalam golongan senyawa organologam. Ikatan C-logam sangat labil dan
mudah menghasilkan kabanion seperti CH3- setelah putusnya ikatan
logam-karbon. Ion karbanion cenderung menyerang atom karbom bermuatan positif.
Telah dikenal luas bahwa atom karbon gugus aldehida atau gugus keton bermuatan
positif karena berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Atom karbon
ini akan diserang oleh karbanion menghasilkan adduct yang akan menghasilkan
alkohol sekunder dari aldehida atau alkohol terseir dari keton setelah
hidrolisis.
C6H5CHO
+ CH3MgI –> C6H5CH(CH3)OMgI
Benzaldehida
C6H5CH(CH3)OMgI
+ HCl –> C6H5CH(CH3)OH + MgClI
1-fenilletanol
C6H5COC2H5
+ CH3MgI –> C6H5CH(CH3)(C2H5)
OMgI
Propiofenon
C6H5CH(CH3)(C2H5)OMgI
+ HCl –> C6H5CH(CH3)(C2H5)OH
+ MgClI
2-fenil-2-butanol
Reaksi
Grignard adalah contoh reaksi senyawa oragnologam. Karena berbagai jenis
aldehida dan keton mudah didapat, berbagai senyawa organik dapat disintesis
dengan bantuan reaksi Grignard.
C. Reaksi Diels-Alder
Gaya
dorong reaksi Grignard adalah tarik-menarik antara dua muatan listrik yang
berbeda antara dua atom karbon. Reaksi semacam ini disebut dengan reaksi ionik
atau reaksi polar. Ada pula jenis lain reaksi organik. Salah satunyaa adalah
reaksi radikal, yang gaya dorongnya adalah radikal reaktif yang dihasilkan
dalam reaksi. Bila dihasilkan radikal fenil, radikal ini akan menyerang molekul
benzene akan menghasilkan bifenil.
C6H5
+ C6H6 –> C6H5- C6H5
+ H
Sebagian
besar reaksi organik diklasifikasikan dalam reaksi ionik dan reaksi radikal. Di
pertengahan pertama abad 20, kemudian muncul, golongan lain reaksi yang tidak
dapat dimasukkan dalam dua golongan tadi. Salah satu yang khas adalah reaksi
Diels-Alder yang ditemukan di tahun 1928 oleh dua kimiawan Jerman Paul Hermann
Diels (1876-1954) dan Kurt Alder (1902-1958).
Dalam
reaksi ini butadiena yang secara muatan netral bereaksi dengan anhidrida maleat
yang juga netral menghasilkan produk siklik.
Menariknya,
ternyata kemudaian banyak contoh reaksi semacam ini: diena (senyawa dengan
ikatan rangkap) dan alkena diaktivasi oleh gugus karbonil dan bereaksi
menghasilkan produk siklik. Harus ditambahkan bahwa tidak ada reaksi antara dua
molekul butadiena atau dua anhidrida maleat.
Di
tahun 1965, dua kimiawan Amerika, Woodward dan Roald Hoffmann (1935-)
menjelaskan bahwa jenis reaksi ini bukan reaksi ionik maupun reaksi radikal,
tetapi reaksi yang dihasilkan oleh tumpang tindih orbital molekul dua reaktan.
Interpretas ini memungkinakan elusidasi mekanisme reaksi yang sebelumnya belum
dikenal.
Menurut
mereka, interaksi yang disukai akan ada bila salah satu reaktan (misalnya
butadiena) memiliki empat elektron π dan reaktan lain (misalnya anhidrida
maleat) memiliki elektron πmenghasilkan produk siklik. Dapat ditunjukkan bahwa
orbital molekul yang terisi dengan energi tertinggi [highest occupied molecular
orbitals (HOMO)] dan orbital molekul tak terisi terendah [lowest unoccupied
molecular orbitals (LUMO)] yang mngatur jalannya reaksi. Pada waktu yang sama
Kenichi Fukui (1918-1999) menamakan orbital-orbital ini orbital frontir
(frontier orbital).
Pentingnya
reaksi yang dibahas ini jelas dengan diberikannya hadiah Nobel untuk Grignard,
Diels, Adler, Woodward, Hoffmann dan Fukui.
Pertanyaan
:
Sebutkan
senyawa apa saja yang termasuk dalam reaksi Diels-Alder ?
senyawa yang termasuk dalam reaksi Diels-Alder yatu adalh anhidrida maleat,benzen ,etil asetat ,etanol dan asam susinik
BalasHapusMenurut saya senyawa yang termasuk kedalam reaksi Diels-Alder adalah senyawa seperti radikal fenil, bifenil, siklik, dan senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap.
BalasHapusMenurut abang moya, senyawa yang termasuk dalam reaksi Diels-Alder adalah maleat anhidrida, 9,10 antrasena.
BalasHapusmenurut saya senyawa yang termasuk dalam reaksi diels-alder adalah senyawa yang memiliki sebuah ikatan CC tidak jenuh seperti pada etilen dan akrolen pada sebuah diena seperti pada butadiena.
BalasHapusmenurut saya yang termasuk senyawa dalam reaksi diels-alder yaitu adisi sebuah senyawa yang memiliki sebuah ikatan CC tidak jenuh seperti pada etilen dan akrolen pada sebuah diena seperti pada butadiena akan menghasilkan sebuah kerangka siklik yang terdiri dari enam atom karbon.
BalasHapus